Sabtu, 12 Februari 2011

kelompok bahasa indonesia

INI TEKS SINETRON KELOMPOK SAYA...
SAYA INGET BANGET DARI AWAL PEMBUATAN SAMPE HARUS MINJEM CAMERA DIGITAL KARENA DIANTARA KAMI TIDAK ADA YANG PUNYA KAMERA DIGITAL....



Nuri Adesa                  sebagai Lasti
Jamilatunnisa               sebagai Sifa
Muhammad Fikri         sebagai Fandi
Evi Rusdiana               sebagai Tini
Annisa Salamah           sebagai Winda
Anida Islamiyati          sebagai Umi Fatimah
Jianika Indriyanti         sebagai Umi Lasti
Nurlaila Zahrah            sebagai Zahra(Bagian Keamanan)
Eka Yuliana Pratiwi     sebagai Sarah(Bagian Keamanan)
Siti Marwah                 sebagai Marwah
Sari Hadiyani               sebagai Bibinya Lasti

Mentari mulai terlihat semakin tinggi, aktivitas-aktivitas pagi sudah mulai dilakukan. Pagi itu, disebuah ruangan terlihat Tini dan Winda sedang berbincang-berbincang, saat sedang asyik berbincang, terdengar ketukan pintu dari luar diiringi dengan salam. Mereka adalah Lasti dan Sifa.
Lasti     : “Assalamu’alaikum” berbarengan dengan Sifa
Tini      : “Waalaikumsalam” diikuti juga dengan Winda
            Lasti dan Sifa masuk dan bergabung dengan mereka berdua.
Tini      : “Kebetulan sekali, ukhti datang, jadi kita bisa cepet selesai-in syuro kita tempo hari tentang acara pramuka nanti”
Winda  : “oh, yy… ni, ana udah catat apa aj kegiatan yang bakal ada didalemnya”
Tini      : “syukron, ya ukhti. Jadi sekarang tinggal minta izin ma umi podok aja untuk menandatangani proposal ini”
Winda  : “itu sich gampang, kan ada ukhti Lasti, yang udah pernah minta izin sama umi”
Lasti     : “tapi ana gak mau sendirian aja donk, kan disini ada ukti Sifa, jadi gimana kalo ukhti Sifa ikut juga dengan ana?”
Sifa      : “huh, kalian ini bisa saja….. setiap perizinan pasti ana yang kena. Mentang-mentang ana anaknya umi”
Tini      : “ya, itu kan ukhti Lasti yang minta, ukhti mau bantu apa enggak?”
Sifa      : “ya udah, iya.. ntar pulang dari sini kita langsung aj ke rumah untuk minta tanda tangan umi”
Winda  : “syukron y ukhti,
Sifa      : “udah kewajiban ana ngebantu juga kan!”
Setelah itu, mereka melanjutkan rencana” yang akan dilakukan saat kegiatan itu berlangsung.
Sore pun mulai menemui alam dunia ini. 2 makhluk cantik itu pun bersiap-siap untuk pergi ke rumah pimpinan pondok.
Lasti     : “ukhti, udah siap belum?”
Sifa      : “ya udah. Kita berangkat sekarang aja, biar gak kesorean sampe sana”
Lasti     : “ya udah…”
Mereka berdua pun berjalan melewati lapangan, perbatasan antara pondok dan rumah pimpinan pondok.
Lasti     : “ana takut nich, ukhti”
Sifa      : “takut kenapa ukhti?”
Lasti     : “takut gak diizinin..!”
Sifa      : “tenang aj ukhti, insya allah diizinkan kok”
Lasti dan Sifa mengetuk pintu sambil mengucap salam
Lasti     : “Assalamu’alaikum” sampai 2 kali, “ukhti, kok gak ada jawaban sich. Gak ada orang kali y?”
Sifa      : “tunggu aja bentar lagi”
Lalu, ada yang membuka pintu saat ucapan salam yang ketiga.
Lasti     : “Assalam…..(belum selesai mengucapkan salam, langsung ada jawaban dari dalam)
Fandi   : “Waalaikumsalam, siapa y?(sambil membuka pintu)
Saat Fandi melihat Lasti, menjadi diam karena kaget ada wanita didepan pintu, begitu pun dengan Lasti.
Sifa      : “eh, ka Fandi.. ko udah ada disini? Kapan pulang k? kok gak bilang Sifa? Tega benget ka Fandi ke Sifa!”
Fandi   : “iya, k udah dating 2 hari yang lalu..aduh, afwan adikku saying, kakak lupa!.(senyum)
Sifa      : “oh, y.. ada umi k? Sifa n ukhti Lasti mau minta izin ma umi untuk acara pramuka nanti…oh yy k! ini Sifa kenalin sama ukhti Lasti
Lasti dan Fandi sama-sma mendekapkan tangan ke dada sebagai tanda perkenalan.
Fandi   : “umi lagi gak ada dirumah, kayaknya.. soalnya dari tadi gak keliatan, mungkin lagi ngaji”
Lasti     : “owh, ya udah,.. afwan ustad., kita mau balik ke pondok aja dech. Udah mau azan maghrib..”
Fandi   : “kok kalian buru-buru amat.. tidak mau masuk dulu Lasti?”
Lasti     : “afwan ustad.. makasih….Assalamu’alaikum (menarik tangan Sifa)
Fandi   : “waalaikumsalam”
Di perjalanan pulang, Lasti merasa ada yang aneh dengan perasaanya. Tapi dia tidak tahu itu apa. Sambil jalan, Lasti terus melamun.
Sifa      : “ukhti, (yang ke-2 kali) ukhti kenapa?”
Lasti     : “(kaget), ooh, enggak kok(gugup)”
Sifa      : “kok ukti jadi beda sich, abis dari rumah umi..”
Lasti     : “(bingung), ooh, ana cuma agak bingung aj, belum dapet izin dari umi.”
Sifa      : “ooh, itu sich gampang!”
Malam semaki larut, mereka berjalan dengan diam.
Dirumah pimpinan pondok,
Fandi   : (berjalan mendekati umi) umi, tadi ada Sifa dan Lasti, mau ketemu umi.
Umi     : “mau apa mereka tumben dateng kesini?”
Fandi   : “mau minta izin ma umi katanya,, buat acara pramuka…”
Umi     : “ooh, iya, umi udah tau…..”
Fandi   : “ooh, bagus dech, kalo umi udah tau! Besok mereka mau dateng lagi”
Umi     : “kayaknya umi gak bisa dech, mau ada pengajian… kamu ambil aja proposalnya”
Di kamar pondok..
Winda  : “gimana? Udah dapet izin dari umi?”
Lasti     : “umi lagi gak ada dirumah tadi, jadi mungkin besok ana kesana lagi, semoga umi ada besok.
Winda  : “amin….”
Di depa pekarangan rumah pimpinan pondok, lasti sedang berjalan sembari memegang map merah jambu. Saat didepan pintu, Lasti mengetuk pintu sambil mengucap salam.
Lasti     : “Assalamu’alaikum…”
Fandi   : “Waalaikumsalam, (terdengar suara dari dalam, sambil membuka pintu)
Saat membuka pintu, Fandi melihat seorang wanita berdiri didepan pintu, dia tau kalau itu adalah wanita yang datang bersama adiknya, kemarin.
Fandi   : “ada yang bisa ana bantu?”
Lasti     : “(kaget), emmm(gugup), ana mau ketemu umi”
Fandi   : “duch, afwan umi lagi gak ada dirumah, nanti sore umi baru pulang”
Lasti     : “owh begitu(lemas)
Fandi   : “mau minta tanda tangan y?, biar ana aja yang mintain kalau begitu, kasian ukhti juga kan harus bolak-balik dateng kesini!”
Lasti     : “tapi, nanti ustad mau alasan ap? Kalo ustad yang minta?”
Fandi   : “owh, itu mah gampang… umi udah tau kok”
Lasti     : “owh ya, udah(menyodorkan map).. ana pamit……..Assalamu’alaikum
Fandi   : “waalaikumsalam”
 
Malam hari, dirumah pimpinan pondok.
Fandi   : “umi, ini proposal yang harus ditanda tangani umi, Fandi yang ngambil… abis kasian sama Lasti 2 kali kesini, tapi umi gak ada..”
Umi     : “owh, ya udah sini….(umi tanda tangan), bilangin sama Lasti dan Sifa, dokumennya harus disiapin matang-matang, soalnya ini acara yang cukup besar.
Fandi   : “insya allah umi”
I hari kemudian, Lasti yang sedang sibuk dikagetkan oleh Sifa.
Sifa      : “Assalamu’alaikum”
Lasti     : “astaghfirullah, ukhti…Waalaikumsalam…. Jangan bikin ana kaget dong, kalo ana kena serangan jantung gimana?”
Sifa      : “tenang aja lah… gak kok! Lagi ngapain ukhti?”
Lasti     : “nie, lagi beresin file-file yang diperlukan buat acara pramuka nanti..”
Sifa      : “ohh, y, ini ada titipan dari k Fandi”
Lasti     : “apa?”
Sifa      : “dokumen yang ukhti titipin ke ka Fandi, udah ditanda tanganin kok ma umi”
Lasti     : “syukron ukhti.. jadi ngerepotin ukhti..”
Sifa      : “enggak ap-ap kok ukhti, oh y, ukhti dapet salam dari k Fandi..”
Lasti     : “ukhti, apa-apaan sich(tersenyum)
Beberapa hari berlalu, dalam kesibukannya diruangan pramuka. Tiba-tiba hape Lasti berdering, sebuah sms masuk. Ia membuka sms dan membacanya. Sebauh nomer baru terpampang didalamnya.
                        “jika kita dalam kesibukan, tapi tetaplah kau harus tetap mengingat sang pencipta. Waktu                 shalat dzuhur sudah tiba, waktunya untuk melaksanakannya”
Setelah membaca sms itu, Lasti melihat jam dinding yang sudah menunjukkan waktu shalat. Ia pun langsung pergi ke masjid untuk melaksanakannya. Selesai shalat dia teringat lagi dengan sms tak bernama itu. Karena didera rasa penasaran yang tinggi, ia sembunyi-sembunyi membuka buku telepon teman-temannya yang tidak dibawa saat latihan pramuka. Lalu, dia mendapati nomer itu dari hape Sifa, yang ternyata adalah umi pondok.
Lasti     : “(kaget), innalillahi, umi pondok? Masa umi pondok?(bingung, sambil berpikir), ah, mungkin untuk mengingatkan saja… “
Adzan shubuh berkumandang,menyadarkan setiap makhluk yang terlelap dalam mimpi, begitupun dengan Sifa dan Lasti yang masih terlelap.
Sifa      : “ukhti, bangun(membengunkan)”
Lasti     : “(mengucek-ngucek mata) iya ana udah bangun..
Hape Lasti berdering.
Lasti     : “(kaget), dari umi pondok lagi?”
            “sholat itu lebih baik daripada tidur”…. Ahh, sudahlah(tidak menghiraukan)
Lasti dan Sifa segera bangun dan pergi ke masjid.
Pagi harinya……
Lasti     : “ukhti, ana mau ke perpustakaan. Ada beberapa buku yang mau ana pinjam”
Tini      : “mau ana temani?”
Winda  : “ukhati Tini, ana butuh ukhti buat bikin surat…”
Lasti     : “gak usah ukhti, syukron.. afwan y ukhti, ana pergi sendiri aja”
Tini      : “oh, ya udah kalau begitu”
Di perpustakaan, Lasti sedang mencari-cari buku, dan menemukan buku yang dicari, saat mau diambil, dari arah berlawanan ada seseorang yang juga menarik buku itu.
Lasti     : “hey, ana duluan yang ngambil, kenapa kamu mengambilnya juga?”
(kaget, saat mengetahui k Fandi yang berada di balik buku itu)
Lasti     : “ustad?”
Fandi   : “Lasti?, lagi ap disini? Sama siapa?”
Lasti     : “mau cari buku, kebetulan ana sendirian.”
Fandi   : “oh, buku ini ya, yang mau dipinjam?
Lasti     : “tadinya iy, tapi ustad duluan yang mau meminjamnya”
Fandi   : “oh, gak pa-pa, ini ukhti aja duluan yang pinjam, ana tidak harus sekarang kok!”
Lasti     : “sykron”
            Fandi dan lasti yang sedang asyik berbicara, ternyata Sarah sedang berpatroli dan melihat mereka yang sedang berbincang.
Sarah   : “hemmm, dasar anak baru….. ngapai deketin k Fandi, mudah-mudahan gak ada ap-apa”
Keesokan harinya, dikelas….
Lasti     : “Tini, ana ngantuk banget nich, ana mau tidur ea, kalo ada guru bangunin ana!
Tini      : “(sambil menulis)kok tidur? Kan lagi belajar!, emangnya ukhti semalem abis ngapain?(melihat ke Lasti), yach udah tidur….”
Selang beberapa menit, seorang guru laki-laki masuk kedalam kelas.
Pk guru            : “Assalamu’alaikum”
Siswa   : “Waalaikumsalam”
Lasti yang masih tertidur pulas, dibangunkan oleh ketiga temannya…
Winda  : “Lasti, bangun, ada guru!”
Lasti     : “ehmmmmmm(tidur lagi)
Sifa      : “Lasti..!!”
Lasti     : “ya,ya (bangun dan melihat k Fandi sudah duduk di kursi guru).. Astaghfirullah….ustad Fandi?”
Sifa      : “iy, k Fandi gantiin ustad mustajab untuk ngajar, kata umi..”
Fandi   : “Assalamu’alaikum Lasti, Sifa(mendekat)
Lasti     : “Wassalamualaikum”
Tini      : “Las, ukhti kenal pak guru baru ini?”
Sifa      : “iya, ini kaka ana yang baru pulang dari Mesir”
Winda  : “ohhhhhh”
Pak guru berbincang-bincang dengan para siswa hingga pelajaran usai..
Beberapa hari kemudian, diruang pramuka…
Marwah           : ukhti Lasti, afwan ana ganggu, ukhti dipanggil ukhti Zahra untuk keruangannya
Lasti                 : ada apa ukhti Zahra memanggil ana?
Marwah           : wah, ana gak tau, tadi ana Cuma disuruh menyampaikan itu
Lasti                 : ya sudah, syukron ya, ukhti
Marwah           : afwan…
Lasti segera ke ruangan Zahra
Lasti(dipintu)   : assalamualaikum(gugup)
Zahra               : (jutek) waalaikumsalam, duduk sana!
Lasti                 : ukhti, afwan, ada apa ukhti tiba-tiba manggil ana datang kesini?
Zahra               : (berdiri) langsung saja, apa yang ukhti lakukan dengan ustad Fandi di perpustakaan?
Lasti                 : ana tidak melakukan apa-apa ukhti, waktu itu ana sedang ke perpustakaan mencari beberapa buku, saat ana menemukan buku yang dicari, tiba-tiba dari arah yang berbeda ada yang menarik buku itu juga, dan ternyata itu ustad Fandi
Zahra               : alaaahhh,, ukhti jangan alasan saja, ukhti punya hubungan special dengan ustad Fandi?
Lasti                 : astaghfirullah, enggak ukhti, ukhti jangan menuduh ana kayak gitu..ana gak ada hubungan apa-apa dengan ustad Fandi!
Zahra               : ukhti berani berbohong sama ana? Ukhti sadar kan sedang berbicara sama siapa? Ukhti tau kan, siapa saya?
Lasti                 : ya, Allah,, Demi Allah, ana gak berbohong
Zahra               : ukhti gak usah bohong!(gebrak meja) ukhti sekarang berani membangkang? Nich(melempar kertas) pake ini, dan ikut saya
Lasti                 : ikut kemana k? (melihat kertas) kok ana harus pake ini? Ana kan enggak bersalah…
Zahra               : udah cepet pake, dan ikut ana..(menarik tangan Lasti dan menyeretnya)
Lasti                 : ukhti kok gitu….(sambil ditarik tangannya)
Lasti dihukum di lapangan dengan papan yang tergantung dileher bertuliskan LASTI SEORANG PEMBANGKANG. Winda yang sedang berjalan-jalan disekitar lapangan, melihat kejadian itu, dia segera lari menuju ruang pramuka.
Winda  : ukhti, ukhti ikut ana ke lapangan, ukhti Lasti lagi ada masalah kayaknya.
Sifa      : emangnya ukhti Lasti kenapa?
Winda  : ukhti ikut ana saja, ayo cepet…..(menarik tangan)
Sifa      : iya, iya…… tapi kenapa ya?
Winda  : (berhenti) iya…ya, kenapa y?
Sifa      : ukhti, ayo cepet……
Di lapangan……..
Sifa      : (mendekati Lasti) ukhti, ada apa? Kenapa ukhti bisa disini? Ukhti dihukum?
Lasti     : (mengangguk) ana gak tau kenapa, ana dituduh ada hubungan dengan ustad Fandi
Sifa      : Astaghfirullah, fitnah apa itu? Siapa yang memulainya?
Lasti     : udah, kalian pergi aja dari sini, nanti kalian kena marah sama ka Zahra..ana tidak akan kenapa-kenapa
Sifa      : Assalamu’alaikum
Fandi   : Waalaikumsalam, ada ap? Kok kamu tegang sekali?
Sifa      : Lasti k? kena masalah!
Fandi   : kena masalah ap?
Sifa      : sifa juga gak tau, dia dihukum dilapangan sama ustadzah Zahra, ada yang fitnah dia!
Setelah mendengar penjelasan dari Sifa, Fandi segera lari menuju lapangan.
Fandi   : Lasti kenapa?
Lasti     : Afwan, ustad.. ngapain ustad kesini?
Fandi   : gak usah panggil ustad, kamu dihukum? Kenapa bisa dihukum?
Lasti     : owh, afwan…. Ana tidak kenapa-kenapa, k Fandi gak usah pedulikan ana, ini bukan urusan kakak.
Fandi langsung keruangan Zahra.
Fandi   : ustadzah, ada apa ini sebenarnya?
Zahra   : ustad!, salam biasakan ustad, anak pemilik pondok kayak gitu sich,, ana udah tau ustad pasti akan kesini.
Fandi   : tidak usah mengalihkan pembicaraan,…. Sebenarnya ada ap ini?
Zahra   : ini bukan urusan ustad…ustad mendingan keluar sekarang..
Fandi   : jelas itu menjadi urusan ana, Lasti difitnah karena saya kan? Kenapa ukhti Zahra menuduh Lasti seperti itu?
Zahra   : hah? Ana tidak menuduh dia, dia telah melanggar peraturan pondok. Dan ia harus terima hukuman itu,
Fandi   : peraturan yang mana?
Zahra   : pokoknya dia melanggar, afwan ustad tidak berhak menginterogasi ana seperti ini, ana merasa tersinggung… kalau akhi tidak percaya, silahkan akhi tanya sendiri kepada ukhti Sarah, dia yang mengetahui secara langsung apa yang terjadi…
Fandi   : ana tidak perlu menemui ukhti Sarah, ana sudah tau apa yang terjadi… ukhti menuduh Lasti mempunyai hubungan khusus dengan ana kan?
Zahra   : sudahlah, mending ustad sekarang keluar dari ruangan ana… jangan mentang-mentang ustad anak pemilik pondok, berhak masuk keruang keamanan putri….. semakin lama ustad disini,semakin menguatkan semua tuduhan yang sudah menyebar dan dituduhkan kepada Lasti.
Lasti mendatangi Fandi yang sedang ribut dengan Zahra.
Lasti     : udah k, ini bukan urusan kakak… kakak mending pergi dari sini!
Zahra   : oupz,,, ada pembangkang datang…. Ngapain kamu disini! Cepat kembali ke lapangan.!
Fandi   : tapi Lasti,,,,kamu tidak bersalah….
Lasti     : sudah k! sudah, Lasti gak mau ini malah semakin rumit buat semua(air mata meleleh)
Lasti segera berlari menuju ruangan pramukanya. Mengambil tas, tapi tiba-tiba dia mendapat telepon.
Lasti     : apa? Umi? Sakit apa?
Dengan bercucuran air mata, dia merapikan barang-barangnya lalu meminta izin untuk pulang. Tanpa diketahui siapapun, tapi Sifa melihatnya pergi.
Diruang pramuka.
Tini      : Sifa, Lasti kemana? Kok barang-barangnya juga sudah tidak ada setengah.
Sifa      : ana tidak tahu, setahu ana tadi dia nangis sambil bawa tas terus izin sama ustad yang jaga piket. Ana sempat dengar sedikit, dia mau pulang kerumah, ibunya sakit..
Tini      : sungguh malang, temanku Lasti, semoga ibunya tidak sakit keras.
Sifa      : amin.
Dirumah Lasti
Lasti     : ibu, maafin Lasti…. Lasti seharusnya ada disini ngejagain ibu.. tapi Lasti malah ada di pondok.
Ibu       : (batuk)tidak apa-apa Lasti, ibu disini bahagia, anak ibu bisa dapet pelajaran di pondok.
Lasti     : tapi bu…??? Ibu gimana? Kalo Lasti masih tinggal di Pondok, siapa yang jaga ibu? Ibu kan disini sendirian!
Ibu       : tidak apa-apa nak….. ibu bahagia, kalau kamu di pondok dan lulus dengan baik, kamu akan mendapatkan ilmu yang banyak. .. sudah nak, besok kamu kembali lagi ya ke pondok? (batuk)
Lasti     : tapi Lasti mau jaga ibu disini…………..! Lasti sedih ngeliat ibu sendirian disini. Cuma Lasti anak ibu,
Ibu       : ibu tidak akan kenapa-kenapa sampai kamu lulus nanti.. kembalilah ke pondok, nak!kembalilah ke pondok! (batuk)
Lasti     : ya sudahlah, kalau itu yang ibu mau…besok Lasti akan balik ke pondok.. sekarang ibu istirahat ya,….!
Bibi Lasti datang……
Bibi      : Lasti….!
Lasti     : iya bi? Ada apa?
Bibi      : bener kata ibumu, kembalilah ke pondok… ibu kamu disini bersama bibi, jadi kamu bisa tenang.
Lasti     : tapi bi, Lasti pengen jagain ibu..
Bibi      : kan ada bibi….. biar bibi yang jagain ibu kamu…

SEBENERNYA INI HANYA SEBAGIAN KECILNYA SAJA!!
KARENA SETELAH KAMI PELAJARI, LEBIH BAIK KAMI TANPA TEKS DARIPADA TEKSTUAL YANG MEMBUAT SINETRON JADI KAKU

!!!MAKLUMLAHH,, KAMI MASIH AMATIRAN






0 komentar:

Posting Komentar